Sejarah Kain Sarung
Dalam pengertian busana internasional, sarung (sarong) berarti sepotong kain lebar yang pemakaiannya dibebatkan pada pinggang untuk menutup bagian bawah tubuh. Menurut catatan sejarah, sarung berasal dari Yaman. Di negeri itu sarung biasa disebut futah. Sarung dikenal dengan nama izaar, wazaar atau ma’awis.
Sebenarnya di dunia Arab, sarung bukanlah pakaian yang diidentikkan untuk melakukan ibadah seperti sholat. Bahkan di Mesir sarung dianggap tidak pantas dipakai ke masjid maupun untuk keperluan menghadiri acara-acara formal dan penting lainnya. Di Mesir, sarung berfungsi sebagai baju tidur.
Di Indonesia, sarung menjadi salah satu pakaian kehormatan dan menunjukkan nilai kesopanan yang tinggi. Tak heran jika sebagian masyarakat Indonesia sering mengenakan sarung untuk sholat di masjid.
Ciri Khas Sarung Indonesia
Yang membedakan sarung Indonesia dengan sarung negara lain adalah sarung yang terbuat dari kain tenun, songket, dan tapis. Masing-masing jenis bahan sarung tersebut berasal dari daerah yang berbeda di Indonesia.
Bahan yang terbuat dari tenun lebih dikenal berasal dari area Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timus, Sulawesi, dan Bali. Sedangkan songket sangat identik dengan ciri khas adat Minangkabau dan Palembang. Sementara tapis berasal dari Lampung.
Source: http://muslimoutfit.weebly.com/blog/sejarah-kain-sarung